Devaluasi adalah salah satu teknik yang dapat dilakukan pemerintah negara untuk memperbaiki ekonomi negara. Secara definisi, istilah tersebut menggambarkan adanya penurunan nilai mata uang.
Namun fenomena ini tidak bisa terjadi begitu saja, ada penyebab devaluasi yang harus jadi alasan kuat bagi pemerintah. Simak selengkapnya tentang pengertian devaluasi, penyebab, hingga tujuannya pada artikel Prospeku kali ini!
Menurut definisi pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), devaluasi adalah penurunan nilai uang yang dilakukan dengan sengaja terhadap mata uang luar negeri atau emas untuk kepentingan memperbaiki perekonomian negara.
Secara umum, devaluasi adalah fenomena penting bagi sebuah negara terlebih ketika mereka masuk ke pasar global. Adanya devaluasi membantu nilai mata uang negara menjadi berada di bawah rata-rata jika dibandingkan nilai mata uang asing. Sehingga pengaruh devaluasi terhadap perdagangan internasional adalah dilihat dari perputaran impor dan ekspor produk yang akan ikut berubah juga.
Selanjutnya, dalam pasar ekonomi juga dikenal istilah inflasi. Ada perbedaan devaluasi dan inflasi dari sisi definisi yang harus Anda ketahui. Jika kita telah mengetahui devaluasi adalah kebijakan menurunkan nilai mata uang negeri terhadap mata uang asing. Sedangkan inflasi adalah fenomena turunnya nilai mata uang dalam negeri yang mengakibatkan harga barang naik drastis.
Devaluasi adalah fenomena yang disengaja. Artinya pemerintah punya alasan tertentu untuk melakukan devaluasi mata uang. Di samping memperbaiki perekonomian secara keseluruhan, ada beberapa tujuan devaluasi lainnya yaitu:
Meningkatkan persaingan produk lokal dengan hasil produksi asing
Untuk mengurangi impor dari luar negeri
Meninggikan angka ekspor hasil produksi anak bangsa
Mencapai balance of payment, atau keseimbangan mata uang
Memperkuat ekonomi negara dalam jangka panjang
Di samping dilakukan dengan tujuan tertentu, devaluasi adalah teknik yang dilakukan karena ada sebab tertentu. Ketahui penyebab devaluasi mata uang yang sering terjadi pada poin-poin berikut ini.
Masalah pertama bukan merupakan fenomena yang asing lagi, terutama di Indonesia. Seperti yang kita tahu, masih banyak masyarakat kekurangan lapangan kerja. Berangkat dari sebab ini, transaksi jual beli akibat devaluasi akan meningkat. Sehingga pendapatan negara akan bertambah dan lapangan kerja akan semakin banyak dibuka.
Semakin majunya teknologi yang digunakan dalam sektor produksi Indonesia membuat kualitas produk lokal juga semakin baik. Demi menaikkan demand produk lokal di negara asing, penurunan mata uang juga diperlukan.
Sekali lagi, devaluasi adalah fenomena yang berkaitan dengan impor dan ekspor. Biasanya pemerintah menciptakan kebijakan devaluasi saat volume impor terlalu tinggi. Sehingga barang yang dikirim ke luar negeri hanya sedikit.
Berhubungan dengan tujuan dan penyebab devaluasi sebelumnya, pasti sebuah pemerintah mengharapkan adanya perubahan atau dampak tertentu terutama pada sektor ekonomi. Berikut sejumlah dampak dari devaluasi yang harus diketahui:
Angka import turun, sedangkan angka ekspor mengalami kenaikan
Menaikkan angka produksi produk asal negara
Kualitas produk lokal diakui level internasional
Meningkatnya angka cadangan devisa
Pendapatan masyarakat negara bertambah
Memperluas lapangan kerja bagi pengangguran di negara
Tingkat kesejahteraan warga menjadi lebih baik
Jumlah wisatawan asing naik
Peningkatan jumlah cadangan devisa
Kestabilan balance of payment
Ekonomi negara menjadi lebih baik
Sepanjang sejarah, devaluasi mata uang adalah fenomena yang cukup sering terjadi. Mayoritas dari fenomena devaluasi Indonesia terjadi karena tingginya inflasi. Sehingga pemerintah terpaksa membuat kebijakan ini untuk memperbaiki kondisi ekonomi negara. Untuk mengetahui contoh devaluasi di Indonesia, lihat daftar berikut ini.
Indonesia melakukan devaluasi mata uang karena pada saat itu presiden Amerika Serikat menghentikan pertukaran Dolar AS dengan emas. Sehingga uang rupiah didevaluasi dari Rp378 menjadi Rp415 per dolar Amerika Serikat.
Contoh devaluasi pertama terjadi pada tahun 1978, tepatnya pada bulan November. Pemerintah membuat kebijakan ini karena terjadi penyusutan pada pendapatan negara dari penjualan hasil minyak bumi.
Selain itu, pemerintah juga sempat terlibat hutang hingga mencapai angka 10 miliar dolar Amerika Serikat. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah Indonesia melakukan devaluasi mata uang sebesar 33,6% dari sebelumnya. Dampaknya yang terasa terlihat dari muncul keseimbangan pada balance of payment atau BOP.
Menteri Keuangan yang menjabat pada 1986 yaitu Radius Prawiro membuat kebijakan devaluasi tepatnya pada 12 September 1986. Nilai devaluasi yang dilakukan yaitu sebesar 47% atau lebih rincinya dari Rp1.134 menjadi Rp1.664.
Sekarang Anda telah mengetahui informasi seputar pengertian hingga dampak dari devaluasi.
Sumber : https://prospeku.com/artikel/devaluasi-adalah—3647