Ini Fungsi dan Jenis Dinding Penahan Tanah (Retaining Walls)
Pernahkah ketika sedang berjalan-jalan menjumpai dinding penahan tanah atau sering disebut dengan retaining wall? Secara sederhana retaining wall adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menahan tanah dan mencegah keruntuhan tanah yang miring atau lereng yang kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng tanah itu sendiri.
Retaining wall dapat ditemukan sepanjang jalan tol dengan pemandangan perbukitan. Namun ternyata retaining wall tidak hanya digunakan untuk pembangunan area publik saja, tidak sedikit masyarakat yang menggunakan retaining wall untuk eksterior rumah.
Apalagi dinding menjadi salah satu elemen penting yang wajib di bangun di dalam rumah karena dinding tersebut juga merupakan salah satu faktor pelindung rumah. Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai retaining wall, artikel ini akan membahas:
Apa Itu Retaining Wall?
Fungsi Retaining Wall
Jenis-Jenis Retaining Wall
Contoh Retaining Wall
Tips Pembuatan Retaining Wall
Apa Itu Retaining Wall?
Retaining wall adalah konstruksi berbentuk dinding yang digunakan untuk menjaga kestabilan agar bidang tanah tidak bergeser atau longsor. Bentuk dan struktur dari bidang konstruksi ini dibuat solid sehingga tanah dapat ditahan dengan baik. Tanah yang ditahan oleh dinding ini biasanya tidak dapat terbendung pergerakannya dengan baik secara alami.
Beberapa Penyebab Terjadinya Pergerakan Tanah
Tanah berada di daerah miring
Daya gravitasi menarik tanah untuk berpindah atau jatuh
Intensitas hujan yang tinggi dan tidak dapat ditampung dengan baik oleh tanah
Berada di kawasan patahan antara tanah berkontur tinggi dan kontur rendah
Gempa bumi, erosi, letusan gunung
Tergoyang getaran mesin yang kencang
Retaining wall memiliki fungsi untuk menjaga kestabilan agar bidang tanah tidak bergeser atau longsor.
Fungsi Retaining Wall
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa retaining wall merupakan tembok yang menyangga pergerakan tanah agar tanah bisa tetap solid atau stabil.
Tiga Fungsi Utama Dinding Penahan Tanah atau Retaining Wall
Active Lateral Force Soil – fungsinya untuk mencegah runtuhnya lateral tanah, misalnya saja terjadinya longsor atau landslide.
Lateral Force Water – berfungsi mencegah keruntuhan tanah lateral yang diakibatkan oleh tekanan air yang berlebihan
Flow Net Cut Off – berfungsi melakukan pemotongan aliran air pada bagian tanah
Selain fungsi utama di atas, ada juga beberapa fungsi lain dari penahan tanah sesuai dengan lokasi pembuatannya, seperti:
Flood walls atau desain dinding penahan tanah yang berada di pinggiran sungai yang berguna untuk mengurangi dan menahan banjir
Pada konstruksi jalan raya yang bertujuan untuk mendapat perbedaan elevasi
Sebagai penahan atau penopang yang membatasi antara pembangunan jalan raya atau kereta api di daerah lereng
Menyangga tanah di sekitar bangunan atau gedung
Tips Rumah.com
Apabila struktur permukaan tanah tidak kuat untuk menahan keseluruhan beban bangunan yang akan didirikan, gunakan jenis pondasi bored pile untuk mengamankan bangunan bertingkat dan menjaga kestabilan bangunan, khususnya di daerah lereng.
Jenis-Jenis Retaining Wall
Retaining wall memiliki berbagai jenis model, tergantung sesuai kebutuhan dan material bangunan yang digunakan. Berikut jenis-jenis retaining wall:
Gabion Retaining Walls (Kawat Bronjong)
Dinding penahan tanah yang pertama adalah gabion retaining walls atau yang biasa disebut dengan tembok bronjong. Tembok Bronjong adalah kumpulan blok yang terbuat dari kawat bronjong yang berisikan batu-batu yang terbelah.
Batuan terbelah ini merupakan komponen utama dalam pembuatan retaining wall. Penggunaan bongkahan batu ini bisa juga digunakan untuk memudahkan resapan air yang masuk ke dalam tanah.
Diaphragm Wall
Teknik yang satu ini sering digunakan di sejumlah bangunan bertingkat di Indonesia yang memanfaatkan area bawah tanah untuk dijadikan basement lahan parkir atau gudang penyimpanan.
Cara pembuatan diaphragm wall ini adalah dengan menggali tanah sesuai kebutuhan, kemudian membuat rangka dari hasil cor besi beton bertulang untuk dinding basement. Bukan hanya menopang tanah agar tidak masuk ke area basement, diaphragm wall dibuat dengan tujuan pengeringan air atau dewatering.
Gravity Retaining Wall
Selanjutnya adalah gravity retaining wall. Gravity retaining wall adalah sebuah penahan tanah yang terbuat dari sejumlah bongkahan batu atau beton bertulang (reinforced concrete).
Desain ini merupakan salah satu desain yang unik dikarenakan fungsi penopang tanah lateralnya memanfaatkan bobot massa yang dihasilkan dari bentuk badan konstruksi tembok itu sendiri. Gravity retaining wall cocok digunakan untuk area timbunan tanah atau tebing yang landai.
Sheet Piles
Jenis penahan tanah yang satu ini biasanya sering digunakan di daerah-daerah pinggiran air. Oleh karena itu fungsi utama dari penahan tanah yang satu ini adalah sebagai dam atau bendungan air. Metode pelaksanaan konstruksi dinding penahan tanah ini memanfaatkan material beton prategang atau prestressed concrete.
Cantilever Retaining Wall
Jenis dinding penahan tanah model ini umumnya digunakan pada daerah timbunan atau tebing. Jenis ini memiliki prinsip kerja dengan mengendalikan daya jepit pada struktur tubuh dindingnya.
Block Concrete atau Blok Beton
Merupakan jenis dinding penahan yang dibuat dari susunan vertikal blok-blok beton masif yang dilengkapi dengan sistem pengunci. Secara rinci, cara membuat dinding penahan tanah yang satu ini memanfaatkan sistem pengunci antar blok agar tidak ada beton yang bergeser saat pemasangan berlangsung di lokasi.
Inilah kenapa ciri khas dinding ini bisa dilihat dari bentuk konstruksinya yang berupa model telapak memanjang pada bagian dasar struktur dengan sistem jepit.
Revetment Retaining Wall
Revetment retaining wall adalah jenis penahan dinding yang sering digunakan untuk menahan tanah pada pinggiran pantai atau tepi sungai. Tujuan penggunaan penahan dinding pada pinggiran pantai atau tepi sungai itu dilakukan untuk memperkuat tanah pada lahan miring. Di samping itu penahan dinding model ini bisa melindungi dari gerusan atau longsor akibat abrasi.
Contoh Retaining Wall
Dinding penahan tanah dapat diaplikasikan pada berbagai kondisi struktur yang memerlukan kekuatan untuk menahan gaya dorong tanah yang sangat besar. Semisal dinding penahan tanah tipe kantilever. Dinding ini terdiri dari kombinasi dinding dengan beton bertulang yang berbentuk huruf T.
Stabilitas konstruksinya diperoleh dari berat sendiri dinding penahan dan berat tanah di atas tumit tapak. Terdapat tiga bagian struktur yang berfungsi sebagai kantilever, yaitu bagian dinding vertical, tumit tamak, dan ujung kaki tapak. Biasanya ketinggian dinding ini tidak lebih dari 6 sampai 7 meter.
Tips Pembuatan Retaining Wall
Untuk menghasilkan hasil yang berkualitas bagus tentunya terdapat beberapa cara atau tips yang kerap digunakan dalam pembuatan retaining wall. Penggunaan bahan yang tepat menjadi salah satu kunci keberhasilan pembuatan retaining wall.
Sesuaikan jenis retaining wall yang akan digunakan dengan objek yang akan ditahan. Dan tentunya tidak lupa untuk menyesuaikan dengan bujet yang anda punya. Semakin bagus material atau jenis yang digunakan tentunya akan membutuhkan modal yang tidak sedikit pula.
Sumber : https://www.rumah.com/panduan-properti/retaining-wall-65350