Saat sedang merancang pembangunan, material pondasi pastinya tidak luput menjadi salah satu pertimbangan utama. Ibarat tulang pada tubuh manusia, pondasi berperan penting menjaga struktur bangunan. Salah satu jenis yang banyak dipakai adalah pondasi batu kali. Material batu kali dipilih karena sifatnya yang kokoh dengan harga pasaran yang murah. Selengkapnya, simak karakteristik, kelebihan, kekurangan hingga metode pelaksanaan pondasi batu kali berikut ini!
Batu kali adalah batuan alam yang terbentuk akibat terkikis air. Kendati tidak memiliki varian warna yang menarik, material ini mudah ditemukan dan tersedia dalam berbagai ukuran sehingga biasa digunakan untuk ragam kebutuhan konstruksi seperti landscape, pondasi, dan drainase.
Kaitannya dengan konstruksi bangunan, batu kali termasuk dalam jenis pondasi dangkal. Pondasi dari material ini memiliki performa yang sangat baik karena terbukti kuat dan ekonomis dengan proses cepat.
Pondasi ini berbentuk trapesium, dengan ukuran tinggi 60 – 80 cm, lebar bawah 60 – 80 cm, dan lebar atas 25 – 30 cm. Pada praktiknya,potongan pondasi batu kali sebenarnya justru banyak berasal dari material batu gunung yang memiliki kekuatan setara tetapi ukuran asli lebih besar dan tekstur lebih kasar.
Material batu kali aslinya berbentuk bulat dan keras. Agar dapat dicampur dengan material lain untuk pondasi rumah, batu kali perlu dipecah terlebih dahulu. Berikut adalah beberapa karakteristik yang menjadikan pemasangan pondasi dari batu kali.
Karakter utama dari batu kali adalah ketahanannya terhadap perubahan cuaca, guncangan, kebocoran air hingga serangan jamur. Batu kali dapat tetap kokoh meskipun telah berusia lama, oleh karena itu material ini sangat awet sebagai pondasi bangunan.
Pondasi bangunan dari batu kali memiliki proses pengerjaan yang praktis dan sederhana. Sehingga tidak memerlukan banyak biaya untuk pembelian material serta penggunaan alat berat.
Ukuran pondasi batu kali dapat disesuaikan dengan lebar bangunan yang diharapkan sehingga lebih fleksibel. Perpaduan antara akurasi pengukuran dengan daya topang maksimal akan berperan positif pada kualitas struktur bangunan.
Pondasi dari batu kali akan optimal apabila diaplikasikan pada kondisi tanah stabil. Pasalnya, pergeseran tanah dapat mengganggu struktur dinding bangunan. Dengan begitu, jenis pondasi ini hanya untuk kondisi tanah stabil ya.
Selain unggul dalam kekuatan dan pertimbangan harga, pondasi dari batu kali juga dipertimbangkan karena memiliki ragam fungsi. Berikut adalah beberapa fungsi pondasi batu kali pada bangunan.
Batu kali mampu meminimalisir segala jenis kebocoran seperti air dan gas. Bangunan dengan rencana pondasi batu kali cenderung lebih aman dari kejadian kebocoran gas, banjir, serta tahan dari serangan jamur.
Berkat karakteristiknya yang kokoh, pemasangan pondasi batu kali cenderung tahan terhadap guncangan. Anda dapat memadukan metode pelaksanaan pondasi batu kali dengan pemasangan pile (bore/strauss) untuk meredam getaran baik dari dalam tanah atau wilayah sekitar bangunan.
Dilihat dari karakteristiknya, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan pondasi batu kali.
Metode pengerjaan pondasi dari batu kali cenderung lebih cepat kering dibandingkan material lainnya sehingga cocok untuk rencana pembangunan yang mengutamakan efisiensi waktu.
Batu kali memiliki karakteristik dasar tahan terhadap perubahan cuaca, suhu, dan perbedaan kelembaban tanah. Material ini juga relatif stabil, awet, dan kuat dalam periode waktu yang lama sehingga dapat memperpanjang usia bangunan.
Pemasangan pondasi dari batu kali membutuhkan bahan baku yang tidak kompleks. Material utamanya yaitu batu sungai dan gunung tersedia secara melimpah di Indonesia.
Maka dari itu, biaya yang diperlukan lebih rendah dibandingkan jenis pondasi lainnya, misal beton lajur.
Konstruksi detail pondasi batu kali tergolong sederhana dibandingkan jenis pondasi lainnya, sehingga tidak memerlukan banyak penggunaan alat berat. Maka, proses pemasangan pondasi dari batu kali ini lebih praktis.
Ukuran pondasi batu kali dapat disesuaikan mengikuti lebar bangunan yang diperlukan. Dengan begitu, konstruksi dapat menunjukkan hasil yang rapi dengan fungsi maksimal.
Metode pelaksanaan pondasi batu kali hanya dapat diaplikasikan pada tanah yang stabil. Pada jenis tanah yang tidak stabil, pergeseran tanah sering terjadi. Gerakan ini dapat menyebabkan pondasi patah atau turun sehingga merusak struktur dinding rumah. Apabila retak, tembok akan sulit diperbaiki dan perlu biaya mahal. Gempa bumi serta pergerakan akar pohon juga dapat memicu kejadian ini.
Setiap 1 meter persegi, potongan pondasi batu kali memiliki berat 740 kg/m. Angka ini tergolong beban berat untuk dipikul tanah. Oleh karena itu, sebaiknya pemasangan pondasi kali hanya diterapkan pada bangunan 1 lantai.
Ketika dipasang, bentuk batu kali perlu dipastikan telah benar-benar menempel satu sama lain. Pasalnya, kemampuan mencengkram antar batu tidak begitu baik karena bentuk aslinya yang bulat dengan ragam ukuran.
Untuk memaksimalkan pengetahuan atas kelebihan dan kekurangan pondasi batu kali, berikut adalah ulasan tentang metode pelaksanaan konstruksinya. Terdapat 4 tahapan rencana pondasi batu kali yaitu persiapan, galian, urugan pasir, dan pemasangan pondasi.
Menyiapkan material yang diperlukan
Menggali tanah sesuai ukuran pondasi batu kali yang diperlukan (lebar pondasi bawah dan kedalaman).
Menggali sisi miring sesuai sudut kemiringan yang diperlukan.
Membuang tanah sisa galian.
Memeriksa kelengkapan ukuran sesuai rencana.
Meratakan pasir urug pada dasar galian kemudian siram dengan air untuk pemadatan.
Memadatkan pasir urug dengan alat stamper.
Mengulangi dua langkah di atas apabila perlu.
Memasang patok batu 2 pada masing-masing profil di setiap ujung lajur pondasi.
Memasang bilah batu datar setinggi profil di kedua patok.
Memasang profil secara tegak lurus dan bidang atas profil dasar sesuai peil pondasi.
Mengikat profil pada bilah dasar yang dipasang di antara 2 patok kemudian paku supaya kuat.
Memasang patok sokong miring di tebing galian kemudian ikat dengan profil supaya kuat dan kokoh.
Memeriksa posisi profil, ukuran serta peilnya, perbaikan apabila perlu.
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
Memasang benang pada sisi luar profil setiap tinggi 25 cm dari permukaan pasir.
Menyiapkan adukan untuk lem batu.
Menyusun baru di atas lapisan pasir tanpa adukan setinggi 25 cm kemudian isi pasir dalam celah batu untuk menutupi rongga, siram dengan air.
Menaikkan bagian benang pada tinggi 25 cm selanjutnya, pasang batu kali dengan adukan sesuai ketinggian benang.
Pastikan bidang luar pasangan rata.
Itulah ulasan tentang karakteristik hingga proses konstruksi detail pondasi batu kali. Pemilihan material pondasi yang baik sangat penting untuk memastikan bangunan Anda kokoh dan tahan lama.
Sumber : https://prospeku.com/artikel/pondasi-batu-kali—3389